Program Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation Sebagai Solusi Deforestasi di Kalimantan
DOI:
https://doi.org/10.57248/jishum.v3i4.592Keywords:
Deforestation, REDD, Reducing EmissionAbstract
Kalimantan merupakan salah satu wilayah dengan tingkat deforestasi tertinggi di Indonesia, yang disebabkan oleh ekspansi perkebunan kelapa sawit, aktivitas pertambangan, pembalakan liar, serta lemahnya tata kelola hutan. Dampak dari deforestasi ini tidak hanya merusak lingkungan dan mengancam keanekaragaman hayati, tetapi juga meningkatkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim global. Untuk menjawab tantangan tersebut, Program REDD+ (Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation) diperkenalkan sebagai solusi global berbasis insentif yang bertujuan menurunkan emisi melalui pencegahan deforestasi dan degradasi hutan, serta pengelolaan hutan secara berkelanjutan. Artikel ini membahas konsep dan mekanisme utama REDD+, seperti sistem pembayaran berbasis hasil (results-based payment), pemantauan dan pelaporan (MRV), serta pelibatan masyarakat lokal dan adat dalam setiap tahap implementasi. Di Kalimantan, REDD+ telah diujicobakan melalui berbagai proyek percontohan yang melibatkan kerja sama antara pemerintah, organisasi internasional, dan komunitas lokal. Meski terdapat sejumlah capaian positif, seperti meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap konservasi dan perlindungan hutan, pelaksanaan REDD+ masih menghadapi berbagai tantangan, termasuk konflik tenurial, tumpang tindih kebijakan, keterbatasan kapasitas kelembagaan, dan rendahnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan. Dampak jangka pendek program ini telah terlihat dalam bentuk perlindungan kawasan hutan kritis dan pembentukan mekanisme insentif ekonomi berbasis kelestarian. Namun, efektivitas REDD+ sangat bergantung pada komitmen politik, konsistensi kebijakan, kejelasan hak atas lahan, serta sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat. Program ini juga menuntut adanya reformasi struktural dalam kebijakan kehutanan, penguatan kapasitas kelembagaan di tingkat lokal, serta pembenahan data spasial dan sistem verifikasi yang akurat. Dengan pendekatan yang inklusif, transparan, dan partisipatif, REDD+ memiliki potensi besar sebagai solusi berkelanjutan untuk mengatasi deforestasi di Kalimantan sekaligus memperkuat ketahanan iklim nasional.