Analisis Wacana Kritis Sosok “Nyai” Dalam Novel Bumi Manusia
DOI:
https://doi.org/10.57248/jishum.v1i3.90Keywords:
Wacana Kritis, Novel, Bumi ManusiaAbstract
Novel Bumi Manusia merupakan salah satu novel dari tetralogi pulau Buru yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer. Salah satu hal menarik dalam penulisan novel ini adalah Pramoedya banyak memasukan unsur – unsur perlawanan pribumi terhadap bangsa kolonial khusunya perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana wacana sosok Nyai dikemas dalam novel Bumi Manusia dengan menggunakan analisis wacana kritis Norman Fairclough untuk menganalisis teks, praktik produksi teks, dan praktik sosial budaya. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif yang memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah makna dari gejala-gejala sosial di dalam masyarakat dengan menggunakan paradigma kritis. Paradigma ini memandang bahwa bahasa tidak hanya sebagai alat untuk memahami realitas objektif belaka, tetapi perlu melihat maksud-maksud dari wacana tertentu. Paradigma kritis jauh lebih meneliti aspek sosial, sejarah, dan budaya dari wacana tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam novel Bumi Manusia, Pramoedya menggunakan sosok Nyai Ontosoroh sebagai tokoh yang melawan atas budaya – budaya bangsa Eropa. Sosok Nyai digambarkan memiliki visi dan pemikiran yang lebih kritis disbanding perempuan lainya. Pramoedya juga mengkritisi bahkan menolak unsur budaya feodal yang melekat di dalam budaya Jawa yang terus dilakukan di dalam keluarga Jawa.